Oleh: Nova Lailatul Rizkiyah* (Mahasiswa S1 FMIPA-ITB)
Adik-adik ingin tahu siapa orang yang pertama kali menemukan listrik di dunia? Yuk
kita lihat sejarah kelistrikan terlebih dahulu. Dahulu kala, sekitar
600 tahun Sebelum Masehi, orang Yunani Kuno telah mengenal gejala
kelistrikan. Thales sudah mencatat bahwa batu ambar yang digosok dengan
bulu hewan memiliki kemampuan menarik benda ringan lainnya seperti bulu
burung. Prinsip ini sama seperti ketika Adik menggosok penggaris di
rambut, lalu penggaris tersebut bisa menarik kertas-kertas kecil.
Tahun
1600 Masehi, William Gilbert yang merupakan dokter pribadi Ratu
Elizabeth dari Inggris menerbitkan buku berjudul De Magnete. Penerbitan
De Magnete menempatkan buku tersebut sebagai tonggak awal dibangunnya
ilmu kelistrikan modern. Tahun 1600 M juga disebut sebagai tahun
“kelahiran ilmu listrik”.
Pada
tahun 1732, Stephen Gray dari Inggris memperlihatkan bahwa benda logam
dapat menarik benda-benda ringan lewat proses penggosokan asal disekat
secara listrik. Hal ini dikarenakan logam yang tidak disekat secara
listrik tidak dapat menyimpan zat alir listrik yang ‘dialirkan’ ke
dalamnya karena logam merelakan zat alir listrik mengalir melaluinya.
Pada saat itu pula, fisikawan sudah berhasil menciptakan alat pembangkit
listrik seperti mesin gosok listrik yang mampu menghasilkan listrik
dengan kemampuan lebih besar. Perlu dicatat bahwa listrik yang dimaksud
di sini adalah benda satu yang dapat menarik benda yang lain.
Saat
sudah diketahui logam punya peran sebagai penghantar listrik, lalu
fisikawan berupaya untuk menyalurkan listrik yang sudah dibangkitkan
dengan mesin gosok listrik tadi ke sistem penampungan listrik. Sistem
penampungan terdiri dari alat yang berisi tabung kaca dan botol gelas
yang dinding dalam dan luar dibalut dengan lembaran timah. Lembar timah
bagian dalam dihubungkan ke mesin gosok listrik lewat sepotong kawat
logam. Jika mesin gosok diputar, maka akan mengalir sejumlah listrik ke
lembaran timah dan tersimpan di dalamnya. Botol penampung muatan listrik
ini disebut Botol Leiden.
Untuk
membuktikan bahwa Botol Leiden menyimpan listrik, fisikawan Belanda
bernaman Pieter Van Musschenbroek merelakan dirinya sebagai ‘kelinci
percobaan’. Ia mendekatkan tangannya ke kawat sambung logam saat
pengisian listrik. Yang ia rasakan sungguh mengejutkan! Tangan dan
seluruh tubuhnya mengalami kejutan listrik luar biasa yang mungkin kita
rasakan ketika menyentuh kabel listrik PLN yang terbuka (tak
terselubung).
Tahun
1780, Luigi Galvani dari Italia, peneliti anatomi berbagai hewan dengan
memanfaatkan peralatan mesin gosok listrik secara tak sengaja mengamati
bahwa saraf seekor katak yang baru terbunuh dan tertusuk sepotong kawat
logam ternyata ‘berdenyut’ jika didekatkan dengan loncatan bunga api
listrik dari mesin gosok listrik. Ia menyimpulkan bahwa gejala
kelistrikan ini bersumber dari saraf katak dan logam berperan sebagai
konduktor.
Volta
mempelajari eksperimen Galvani, lalu ia pun menemukan gejala
kelistrikan yang sama dengan mencelupkan sebatang seng dan tembaga ke
dalam larutan garam atau asam. Maka, sel listrik cair ini dinamakan sel
Volta atau Galvani. Kelebihannya dibanding mesin listrik-gosok adalah
bahwa listrik yang dihasilkan bertahan lebih lama. Kelistrikan karena
gosokan disebut listrik statis dan kelistrikan hasil sel galvani disebut
listrik dinamik/bergerak. Hal ini dikarenakan listrik Galvani dapat
mengalir terus menerus dalam kawat logam yang menghubungkan kedua
kutubnya sedangkan listrik hasil gosokan hanya berada pada daerah
tertentu bahan tak logam. Mengingat aliran listrik sel galvani selalu
tetap yaitu kutub positif menuju kutub negatif maka arusnya disebut arus
listrik searah. Dalam bahasa inggris disebut Direct Current, biasa disingkat DC.
Michael
Faraday membuat percobaan pada tahun 1831 yaitu sebatang magnet yang
dimaju-mundurkan di depan penampang kumparan kawat tak berarus listrik
ternyata dapat mengimbas arus listrik mengalir pada kumparan kawat
tersebut. Pada percobaan Faraday itu arah aliran arusnya bolak-balik.
Karenanya, dinamakan arus bolak-balik, dalam bahasa inggris disebut Alternating Current, disingkat AC. Michael Faraday merupakan orang yang berkonstribusi besar terhadap ilmu kelistrikan.
Jadi,
adik-adik sekalian, suatu penemuan bisa jadi dipicu oleh penemuan lain
(sebelumnya). Maka disini kita tidak bisa memandang hanya Thales atau
Faraday saja yang menemukan listrik. Setiap orang bisa berkonstribusi
melalui caranya masing-masing menemukan fenomena yang nantinya bisa
menjadi dasar ilmu pengetahuan.
Sumber gambar:
*Nova
Lailatul Rizkiyah tercatat sebagai mahasiswa S1 FMIPA-ITB, Program
Studi Fisika, angkatan 2012. Ia berasal dari Bondowoso, Jawa Timur.
Sumber Informasi :
anakbertanya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar