Oleh: M. Luthfi Ersa Fadillah* (Sarjana Sosiologi)
Halo, Adik.. Kalau dilihat dari pelajaran bahasa Indonesia, 
globalisasi merupakan gabungan dari kata ‘global’ yang ditambahkan 
imbuhan ‘-isasi’ yang artinya proses. Kalau mau disederhanakan, 
definisinya adalah proses mendunia atau mengglobal. Tapi, Adik ingin 
tahu arti sosiologis aslinya kan? Karena itu, sekarang kita akan 
menjawab pertanyaan: apa, mengapa, dan bagaimana terkait dengan 
globalisasi.
Untuk menjelaskan pertanyaan “apa” itu globalisasi, saya akan 
meminjam perspektif dari Anthony Giddens, sosiolog asal Inggris yang 
mengatakan bahwa globalisasi artinya terjadinya sebuah kondisi 
peningkatan rasa saling ketergantungan antara satu negara dan negara 
lainnya. Ada semacam kondisi borderless antarnegara, yakni kondisi dimana tidak ada batasan yang menghalangi/mempersulit interaksi di antara dua negara atau lebih.

Lantas, mengapa bisa terjadi globalisasi? Apa pentingnya? Sama halnya
 seperti manusia yang tidak pernah bisa hidup sendiri tanpa bantuan 
orang lain, tanpa bantuan alam. Suatu negara pun sama, tidak bisa merasa
 paling “hebat” sendiri. Maka, hal paling mendasar yang dibutuhkan 
adalah interaksi.
Interaksi? Ya, interaksi dalam tiga aspek: politik, ekonomi, dan 
sosial-budaya. Ketiga aspek tersebut memungkinkan terjadinya percakapan 
budaya lokal kita dengan dunia yang lebih luas: dari mulai musik, 
kuliner, agama, sampai ilmu pengetahuan.
Kamu tahu kan serial anime (kartun Jepang), film-film 
Hollywood, drama Korea, lembaga PBB, UNESCO, UNICEF? Itu budaya luar 
yang kita kenal. Sama halnya masyarakat Barat tahu “tongsis”, makanan 
bakso, sate, pakaian Ulos, hingga musik dangdut yang khas Nusantara.
Kok bisa sih, bagaimana caranya? Kondisi borderless yang 
disebutkan di atas menjadi mungkin karena ada satu kata kunci: 
teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih dan
 tinggal “klik!” membuat kita cepat berbaur sebagai warga global. Semua 
ini baru penjelasan mendasarnya loh. Nanti kalau sempat kita perdalam 
lagi ya..

Sumber gambar:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Anthony_Giddens
2. http://blog.discoveryeducation.com/
*Muhammad Luthfi Ersa Fadillah adalah sarjana sosiologi lulusan Universitas Negeri Jakarta, yang mendalami Pendidikan Sosiologi. Selain Sosiologi, ia tertarik pada kajian Pendidikan, Filsafat, dan Sejarah. Sambil mengisi waktu luang, ia sering menulis esei sederhana dalam blog penyusundiksi.blogspot.com.
Sumber Informasi :
anakbertanya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar