Oleh: Erma Yulihastin* (Peneliti Sains Atmosfer)
Adik-adik,
seorang teman kalian bertanya tentang awan: “Mengapa, ya, awan bisa
bergerak melayang-layang di udara dan tidak jatuh menimpa kita?” Ho ho ho… Kakak bangga sekali dengan pertanyaan kritis ini. Baiklah, Kakak akan coba menjawabnya. Simak baik-baik, ya.
Sebelum
menjawab mengapa awan tidak jatuh terlebih dulu Kakak ingin bertanya,
apakah Adik-adik tahu bahwa ada empat cara terbentuknya awan. Wow, apa
saja tuh? Coba perhatikan gambar di bawah ini.
Pertama,
awan terbentuk karena pertemuan antara dua jenis massa udara yang
berbeda. Gambar 1 nomor 1 (kiri-atas) menunjukkan awan yang terbentuk
karena ada pertemuan antara udara yang sangat lembap dan banyak
mengandung uap air dan udara yang kering. Pertemuan dua jenis massa
udara ini, yaitu massa udara basah dan massa udara kering ini dapat
membentuk awan.
Gambar 1. Empat cara terbentuknya awan
Caranya,
udara lembap dan hangat yang berasal dari laut akan berada di atas
udara yang lebih kering dan dingin. Hal ini membuat udara yang lebih
hangat tadi akan terus naik (karena lebih ringan dan lebih hangat dari
sekelilingnya) sehingga dapat membentuk awan.
Kedua, awan terbentuk karena adanya gunung. Yup,
udara yang bergerak horisontal akan terhalang atau terbentur gunung.
Nah, saat terbentur itulah udara akan “dipaksa naik” oleh gunung itu.
Maksud “dipaksa naik” ini karena udara hangat tadi akan bertemu dengan
udara yang sangat dingin sehingga pembentukan awan pun dapat terjadi
lebih cepat (Gambar 1 nomor 2, kanan-atas).
Ketiga, awan terbentuk karena pemanasan permukaan oleh Matahari. Proses ini juga biasa dikenal dengan sebutan konveksi.
Konveksi dapat terjadi karena pemanasan Matahari membuat suhu udara
menjadi lebih tinggi sehingga beratnya pun menjadi lebih ringan
dibandingkan sekitarnya, sehingga udara dapat bergerak naik (Gambar 1
nomor 3, kiri-bawah).
Keempat, awan terbentuk karena terjadinya pertemuan angin atau bisa disebut juga dengan konvergensi
(Gambar 1 nomor 4, kanan-bawah). Konvergensi angin laut (bertiup dari
laut menuju darat) dan angin dari darat dapat terbentuk di wilayah
pantai pada siang hari. Karena udara yang berlawanan arah itu saling
bertemu dan mendekat maka tidak ada cara lain selain udara itu akan
bergerak naik bersama-sama sehingga awan pun dapat terbentuk.
Nah, setelah awan terbentuk, bagaimana caranya ia tetap di atas dan tidak jatuh? A-ha,
awan terjaga tetap di atas karena ia berasal dari sekumpulan udara yang
naik karena densitasnya lebih ringan dibandingkan udara di sekitarnya.
Selanjutnya, jika suhu udara di dalam awan masih sangat dingin (lebih
rendah dari 0 derajat Celcius) maka proses pembentukan es (icing)
dapat terus terjadi dengan berbagai cara antara partikel-partikel kecil
yang ada di sana seperti saling bergabung, menumbuk, memisah, dan
sebagainya. Jadi di dalam awan itu ada kegiatan yang sangat ramai dan
heboh, loh. Tidak diam dan tenang sebagaimana ketika kita lihat dari kejauhan.
Selain itu, sepanjang kandungan awan sebagian besar masih berupa kristal es, air super-dingin (supercooled water), dan titis-titis kecil es (ice droplet) dibandingkan dengan titis-titis kecil air (water droplet) apalagi tetes-tetes air hujan (raindrop) maka awan itu masih akan terus berada di atas.
Gambar 2. Kandungan awan di antaranya berupa air super-dingin dan titis-titis air
Posisi
awan akan semakin turun jika lebih banyak mengandung titis-titis kecil
air dibandingkan dengan es. Jika sudah begitu, awan pun dapat berubah
wujud seluruhnya menjadi tetes-tetes air hujan sehingga tak lagi bisa
kita temukan melayang di udara. Bagaimana Adik-adik, menarik sekali kan,
apa yang dapat membentuk awan dan apa saja yang terjadi di dalam awan
itu. Apakah di antara kalian ada yang tertarik menjadi ahli awan?
Sumber gambar: http://www.meted.ucar.edu/
*Erma
Yulihastin lahir pada tahun 1979 di Lamongan, Jawa Timur. Ia menamatkan
sekolah hingga SMU di Lamongan. Pada tahun 1997-2002 ia menempuh studi
di Institut Teknologi Bandung, Jurusan Geofisika dan Meteorologi, dan
semasa kuliah ia aktif menulis di Pikiran Rakyat. Sejak 2008 ia bekerja
di LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) sebagai Peneliti
Sains Atmosfer pada Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer,
Sumber : anakbertanya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar