Oleh: Jane C. Arifin (Fisikawan)
Kala itu, sistem Tata Surya kita masih kosong. Matahari belum ada; Bumi, Bulan, dan planet-planet lain belum terbentuk. Yang ada hanyalah hamparan awan debu dan gas yang terapung-apung tak menentu di angkasa. Debu-debu dan gas ini saling tarik menarik karena gaya gravitasi sehingga mereka berputar dan mengecil.
Apa yang terjadi kemudian? Mungkin Adik-adik dapat menebak apa yang terjadi jika kalian pernah melakukan percobaan ini: adik duduk di sebuah kursi yang dapat berputar dengan kaki menjulur, kemudian kawan adik memutar kursi tersebut. Ketika berputar, lipatlah kaki adik. Putaran kursi akan mencepat!
Sama seperti percobaan di atas, kumpulan debu dan gas berputar semakin cepat saat mereka mengecil. Lama kelamaan, terbentuklah Bumi dari debu-debu dan gas. Putaran saat Bumi masih berbentuk dan gas dan debu tidak hilang begitu saja namun menyebabkan Bumi berotasi.
Mungkin Adik-adik berpikir, kejadian ini sudah terjadi lama sekali. Mengapa Bumi masih berputar sampai sekarang?
Setiap benda yang sedang berputar cenderung mempertahankan putarannya. Gasing yang adik mainkan ingin terus berputar [lihat videonya di sini]. Kursi pada percobaan di atas pun ingin terus berputar. Hanya saja, putaran mereka lama kelamaan habis karena terganggu oleh berbagai hal, seperti gesekan dengan lantai, tanah, dan sebagainya.
Berbeda dengan putaran kursi dan gasing, tidak ada yang mengganggu putaran Bumi. Akibatnya Bumi dapat terus berputar. Seandainya suatu hari nanti ada benda angkasa super besar yang menabrak Bumi, mungkin saja putaran Bumi akan berubah: melambat, semakin cepat, atau bahkan berubah arah. Semoga saja itu tidak terjadi.
Sumber gambar: http://www.universetoday.com
Sumber : anakbertanya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar