Rabu, 28 September 2016

Kalau Nilai Matematika Saya Jelek, Apakah Saya Bodoh?

Tentu tidak. Bisa saja kamu tak berminat dan mungkin tak berbakat di bidang matematika. Tapi bukan berarti kamu tak punya minat dan tak berbakat di bidang lain kan?!
Tapi nanti dulu. Belum tentu juga karena nilai matematikamu jelek, terus kamu tak berbakat di bidang matematika loh. Bisa saja karena selama ini kamu belum menemukan cara mempelajari matematika yang mengasyikkan atau kamu belum menemukan orang yang bisa membimbingmu untuk menemukan asyiknya mempelajari matematika.
math
Anak dianggap bodoh kalau nilai matematikanya jelek adalah pandangan yang tak berdasar, pandangan yang keliru. Saya yakin tak ada anak bodoh. Hanya saja masing-masing anak memiliki minat dan bakat yang berbeda.
Untuk itu ada dua hal yang sebaiknya kamu lakukan.
Pertama: Mulailah merasakan bidang apa yang sesungguhnya kamu minati. Begitu ketemu, tekunilah bidang yang kamu minati itu. Yang sebaiknya kamu mengerti, di luar yang kita tekuni itu, ada bidang lain yang juga sebaiknya kita pahami, karena bidang lain itu bisa menjadikan dirimu makin cepat menguasai bidang yang kamu minati.
Kedua: Cobalah untuk menemukan keasyikan mempelajari matematika. Kalau perlu, cari orang yang bisa membimbingmu mempelajari matematika dengan cara-cara menyenangkan bahkan mengasyikkan. Matematika membantu banyak hal dalam kehidupanmu ke depan.
Selamat berpetualang dalam pencarian minat dan bakatmu, dan menemukan keasyikan dalam bermatematika ria. Teriring doa saya untuk kesuksesanmu.
Sumber gambar: http://www.anneahira.com
*Sulistyanto Soejoso adalah anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur yang juga aktif sebagai penasihat “Bincang Edukasi” dan kurator kuliah “Bung Karno untuk Kemandirian Teknologi”. Ia tinggal di Surabaya.

Sumber Informasi :
anakbertanya.com

Mengapa di Bumi Terdapat Tanah?

Tentu kita sering melihat batu-batuan, bukan? Dari batuan itulah tanah berasal. Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang ada di bawahnya. Bagaimana batuan bisa lapuk? Proses alam seperti perubahan cuaca, hujan ke panas kemudian salju, adalah salah satu yang menyebabkan batuan menjadi lapuk. Proses terbentuknya tanah perlu waktu yang tidak sebentar, jutaan bahkan hingga miliaran tahun lamanya.
Lalu sekarang kita bertanya, dari manakah batuan berasal? Gunung api. Magma cair yang panas berada di perut Bumi perlahan keluar ke permukaan melalui gunung api. Perbedaan suhu menyebabkan magma membeku dan membentuk batuan (beku). Gunung api meletus tidak hanya mengeluarkan lava dan awan panas tapi juga membuat batuan yang terbentuk itu keluar.
tanah_1
Hujan atau air yang ada di permukaan juga proses alami lainnya yang ada di Bumi menyebabkan batuan yang tadinya keras menjadi lapuk. Proses itu terus berlangsung dalam waktu yang cukup lama hingga akhirnya terendapkan menjadi tanah yang seperti kita lihat sekarang.
tanah_2
Banyak terdapat mineral di dalam batuan, ada kalium, kalsium, juga magnesium. Ketika batuan lapuk, mineral-mineral itu terkumpul dan membuat tanah menjadi subur sehingga banyak tanaman tumbuh di atasnya. Adanya tanaman yang tumbuh membuat manusia dan juga binatang punya makanan untuk hidup.
Jadi itulah mengapa di Bumi terdapat tanah. Karena tanah penting untuk kehidupan, maka mulai sekarang kita jaga tanah dari polusi tanah. Jangan sampai tanah kita yang subur berubah menjadi tidak subur, terus nanti kita menanam padi dan lain-lain di mana?
Sumber gambar:
1. http://www.slideshare.net
2. https://classconnection.s3.amazonaws.com
*Wahyudi Adhiutomo adalah seorang geolog yang suka menulis. Saat ini ia bekerja sebagai estimator sumber daya batubara di sebuah konsultan pertambangan.


Sumber Informasi :
anakbertanya.com

Mengapa Ketika Tubuh Panas/Demam, Kita Malah Kedinginan?

Adik-adik, demam adalah kondisi di mana suhu tubuh kita lebih tinggi dari 37,5 derajat Celsius. Demam adalah proses kekebalan tubuh dalam melawan bakteri, virus, atau parasit yang menyerang tubuh kita. Jika suhu tubuh kita di atas 39 derajat Celsius, kita wajib waspada karena suhu tubuh yang sangat tinggi menandakan infeksi serius di dalam tubuh.
Saat kita demam, suhu tubuh kita akan lebih tinggi dari suhu lingkungan sekitar. Suhu lingkungan yang lebih rendah ini menyebabkan kita merasakan kedinginan dan otak kita memberi perintah untuk menggerakkan otot di bawah kulit yang kedinginan, sehingga tubuh kita menggigil.
cold-flu
Ketika demam, pertolongan pertama yang harus diberikan adalah mengompres dengan air hangat dan memperbanyak minum agar tubuh tidak mengalamai dehidrasi. Jangan mengompres menggunakan alkohol karena uap alkohol dapat berbahaya ketika terhirup. Jangan pula menggunakan air es, karena perbedaan suhu yang terlalu tinggi antara suhu tubuh dan air es dapat menyebabkan tubuh semakin menggigil.
Meskipun tubuh kita merasa kedinginan, kita tidak boleh memakai selimut atau jaket yang tebal karena dapat menghambat proses penstabilan suhu tubuh. Ketika demam, tubuh kita akan berusaha untuk menyetarakan suhu tubuh dengan suhu lingkungan dengan cara mengeluarkan panas melalui kulit. Jika kita menggunakan jaket atau selimut yang tebal, maka proses pengeluaran panas ini akan terhambat dan menyebabkan suhu tubuh tidak kunjung turun.
Kita dapat meminum obat penurun panas, yaitu parasetamol yang dapat dibeli bebas di apotek. Ikuti aturan penggunaannya, jangan melebihi dosis yang diperbolehkan. Jika dalam 3 hari suhu tubuh tidak kunjung turun, atau suhu tubuh di atas 39 derajat Celsius, segera pergi ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. (/DEA)
Sumber gambar: http://www.weewatch.com
*dr. Diah Secapawati, MT, adalah seorang dokter umum lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, angkatan 1981. Saat ini beliau melayani sebagai salah seorang dokter di Bumi Medika Ganesa ITB, Bandung.

 Sumber Informasi :
anakbertanya.com

Apa yang Dimaksud dengan Apresiasi?

Halo, pernahkah kamu mendapat pujian dari orangtua, guru, atau teman, ketika kamu berhasil melakukan sesuatu? Nah, apresiasi mirip dengan pujian. Apresiasi diberikan ketika ada hal baik, bagus, dan terpuji yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang. Bedanya apresiasi dengan pujian adalah apresiasi tidak selalu dalam bentuk kata-kata ucapan seperti pujian, “wah, kamu hebat ya…”. Apresiasi bisa dalam bentuk penghargaan seperti piala atau piagam.
jempol
Mungkin di usia kamu saat ini, apresiasi bisa diperoleh ketika menjadi dokter kecil di sekolah, atau mengikuti acara Pramuka antar sekolah, lalu kamu membuat tenda terbaik. Bisa juga ketika kamu dikirim mewakili sekolah untuk perlombaan tertentu. Apakah kamu pernah mempunyai pengalaman seperti ini?
Bila kamu suka membaca koran atau mengikuti berita di TV, kamu mungkin tahu ada tokoh masyarakat yang mendapat apresiasi karena berhasil menjaga lingkungan hijau atau prestasi lainnya. Biasanya setiap tahun ada penghargaan Adipura yang diberikan kepada pemimpin daerah. Pada tahun 2010, Joko Widodo yang sedang menjabat sebagai Walikota Solo waktu itu, mendapat penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award.
Atlet olahraga yang mendapat medali, seperti Liliana Natsir dan Tantowi dalam cabang bulutangkis di Olimpiade Musim Panas kemarin, juga mendapat apresiasi dari masyarakat, misalnya berupa penyambutan kedatangan mereka di bandara. Oh ya, perusahaan penerbangan Garuda Indonesia baru-baru ini juga mendapatkan apresiasi untuk kru awak pesawat terbaik loh.
Selain ditujukan kepada orang, apresiasi bisa diberikan kepada benda atau lingkungan sekitar. Misalnya, apresiasi (penghormatan dan pujian) terhadap benda seni atau benda bersejarah, atau pada lingkungan alam yang sangat indah di suatu tempat.
Jadi apresiasi bisa diperoleh oleh individu, kelompok di suatu organisasi, daerah atau negara, dan lain-lain. Bagi individu maupun kelompok, untuk mendapat apresiasi butuh ketulusan, kerja keras, pantang menyerah, dan rela berkorban. Semoga kamu juga bisa mendapatkan apresiasi dari hal yang kamu sukai atau keahlian di bidang tertentu yaa…
Sumber gambar: http://jarvis-store.com
*Anastasia Satriyo, mendapat gelar sarjana Psikologi dari UNIKA Atma Jaya dan gelar Psikolog Klinis Anak dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Saat ini bekerja di TigaGenerasi dan Petak Pintar untuk psikoedukasi keluarga dan penanganan anak untuk masalah perkembangan dan masalah belajar.


Sumber Informasi :
anakbertanya.com

Apa itu Hilal ? Bagaimana Cara Melihatnya ?

Halo Zidni! Hilal adalah istilah dari Bahasa Arab yang berarti Bulan sabit. Lebih detilnya lagi adalah Bulan sabit yang pertama kali dapat dilihat setelah fase Bulan baru/mati. Dengan kata lain, hilal adalah Bulan sabit yang sangat tipis karena umurnya masih sangat muda. Hilal harus diamati setelah Matahari terbenam.
Barangkali Zidni sudah tahu bahwa Bulan adalah satu-satunya satelit Bumi, yaitu benda langit yang bergerak mengelilingi Bumi. Dalam peredarannya, Bulan memerlukan waktu 29,5 hari untuk sekali putaran. Karena posisinya berubah-ubah terhadap posisi Bumi dan Matahari, kita yang tinggal di Bumi akan melihat bentuk Bulan (yaitu bagian yang bersinarnya) berubah-ubah pula. Tentu Zidni ingat bahwa cahaya Bulan itu sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Bentuk-bentuk Bulan yang berbeda itu kita sebut dengan fase-fase Bulan. Beberapa fase Bulan yang cukup dikenal luas adalah Bulan mati, Bulan sabit, Bulan setengah, Bulan cembung, dan Bulan purnama.
Ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, Bulan disebut Bulan mati atau Bulan baru karena saat itu kita tidak bisa melihat bagian Bulan yang bersinar. Dari Bumi, Bulan dan Matahari akan tampak terbit dan terbenam dalam waktu bersamaan. Kemudian secara perlahan Bulan akan bergerak menjauhi Matahari lalu menjadi Bulan sabit yang terbenam setelah Matahari terbenam. Nah, Bulan sabit di awal-awal seperti inilah yang disebut hilal. Kita akan bisa melihat hilal ini di langit barat. (Pada gambar di bawah ini bulan sabit atau hilal terlihat di atas pohon palem saat Matahari terbenam di Manama, Bahrain, menandai awal bulan Ramadhan.)
Hilal_Ramadhan-1
Namun mencari dan melihat hilal tidaklah mudah karena sabitnya masih sangat tipis dan langit senja masih tampak terang. Akibatnya cahaya hilal akan kalah terang oleh cahaya langit. Selain itu kesempatan atau rentang waktu untuk melihat hilal juga sangat sempit karena tidak lama setelah Matahari terbenam, hilal pun akan ikut terbenam. Umur hilal tidak pernah lebih dari 25 jam dengan ketinggian kurang dari 12,5 derajat. Seringnya, hilal berumur kurang dari 12 jam dengan ketinggian di bawah 6 derajat. Dengan ketinggian sekecil itu, artinya hilal akan terbenam tidak lebih dari 24 menit setelah Matahari terbenam. Hanya sebentar saja, bukan?
Untuk mempermudah dalam melihatnya, kita bisa menggunakan alat bantu seperti teleskop dan kamera CCD yang sangat sensitif. Dengan pengaturan yang benar, maka kemungkinannya membesar untuk kita dapat melihat hilal yang sangat tipis dan rendah. Dalam melakukan pencarian hilal pun kita sudah sangat dipermudah oleh kecanggihan teknologi. Perhitungan posisi hilal, gerhana (Bulan ataupun Matahari), dan benda langit lainnya kini sudah bisa ditentukan untuk puluhan bahkan ratusan tahun ke depan. Selain itu, sekarang sudah ada banyak program komputer atau telepon pintar yang bisa menunjukkan kondisi langit kapanpun kita mau. Dengan begitu, menghitung dan menentukan posisi hilal di awal bulan depan pun tidak sulit. Bagaimana, apakah Zidni mau ikut mencoba mencari hilal? :)
Sumber gambar: https://upload.wikimedia.org
*Hanief Trihantoro adalah pengelola DuniaAstronomi.com. Ia mendapatkan gelar Sarjana dalam bidang Astronomi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung. Sekarang ia bekerja di Puspa Iptek, Kota Baru Parahyangan, Padalarang – Bandung.

Sumber Informasi :
anakbertanya.com

Mengapa Bulan Februari Lebih Pendek Daripada Bulan yang Lainnya

Kisah tentang bulan Februari berasal dari zaman Romawi, dan kalender (modern) kita secara tidak langsung didasarkan pada kalender Romawi Kuno.
Menurut cerita, raja pertama Roma, yaitu Romulus, menyusun kalender bulan yang terdiri dari 10 bulan, diawali pada ekuinoks musim semi di bulan Maret dan berakhir pada bulan Desember, sehingga Oktober merupakan bulan ke-8 dan Desember merupakan bulan ke-10. Jumlah hari dalam 1 tahun kalender Romawi adalah 304 hari. Sebenarnya kalender Romawi terdiri dari 12 bulan, tetapi 2 bulan terakhir tidak diberi nama karena 2 bulan sesudah bulan Desember merupakan musim yang amat dingin, sehingga tidak memberikan kepentingan dalam urusan panen.
Raja kedua dari Roma, yaitu Numa Pompilius, membuat kalender yang lebih akurat yang didasarkan pada pergerakan bulan. Satu tahun kalender berjumlah 354 hari. Numa menambahkan dua buah bulan, yaitu Januari dan Februari setelah Desember, untuk menjelaskan perpanjangan hari kalender yang ada. Numa juga menambahkan satu hari untuk bulan Januari, sehingga jumlah hari dalam satu tahun menjadi 355 hari. Bulan Februari tetap berjumlah 28 hari, dan sialnya, bagi Roma ritual pemurnian dan penghormatan bagi orang mati dilakukan pada bulan Februari (berasal dari kata februare yang berarti “untuk memurnikan”).
Kalender Romawi ini ternyata masih memiliki kekurangan dalam jumlah hari terkait kesesuaian dengan musim. Banyak upaya dilakukan untuk menyelaraskan kalender dengan musim tapi semua gagal.
Sekitar tahun 45 SM, Julius Caesar menugaskan seorang ahli untuk membuat kalender yang berdasarkan gerak Matahari, seperti kalender Mesir, untuk menggantikan kalender Romawi. Caesar menambahkan 10 hari dan satu hari ekstra di bulan Februari setiap empat tahun. Sekarang, satu tahun rata-rata berjumlah 365,25 hari, dan ternyata sangat dekat dengan jumlah hari rata-rata secara aktual, yaitu 365,2425 hari.
Kalender Julius Caesar terdiri dari 12 bulan dengan jumlah hari 31 atau 30, sehingga jumlah hari dalam satu tahun adalah 365 atau 366 hari. Caesar kemudian menginginkan namanya diabadikan dalam kalender tersebut, dengan menjadikan bulan ketujuh sesuai namanya yaitu Juli, dan sisa bulan lainnya diurutkan hingga akhir. Pada saat itu, bulan ketujuh sebenarnya hanya memiliki 30 hari, tapi oleh Caesar bulan tersebut dijadikan salah satu bulan dengan jumlah hari terbanyak, yaitu 31 hari. Akibat keputusan ini, maka harus ada 1 bulan lain yang jumlah harinya dikurangi. Entah mengapa, yang dipilih adalah bulan Februari. Satu hari dalam bulan Februari ditambahkan ke bulan Juli, sehingga bulan Februari hanya berjumlah 29 hari.
Setelah anak angkat Julius Caesar, yaitu Augustus, menjadi kaisar Roma, ia juga ingin memiliki satu bulan dengan jumlah hari yang panjang, yaitu 31 hari, dan ia memilih bulan setelah bulan Juli. Bulan tersebut dinamai Agustus. Lagi, satu hari pada bulan Februari diambil untuk membuat bulan Agustus berjumlah 31 hari. Karena itulah Februari hanya memiliki 28 hari, kecuali pada tahun-tahun kelipatan 4 mendapat tambahan 1 hari.
february-2016
Kalender Julian masih memiliki kekurangan, yaitu adanya pergeseran tahun tropis 1 hari setiap 128 tahun. Hal ini menyebabkan penentuan ekuinoks musim semi menjadi tidak akurat. Solusi untuk mengatasi kesalahan ini adalah dengan menggantikan kalender Julian dengan kalender Gregorian pada tahun 1582, yang mengubah aturan penentuan tahun kabisat pada tahun-tahun kelipatan 100. Kalender Gregorian kemudian diadopsi di hampir semua negara, hingga saat ini.
Jadi, mengapa Februari begitu singkat? Alasannya adalah karena ‘ulah’ kedua pemimpin Roma tadi, dan dalam rangka menyelaraskan jumlah hari dalam 1 tahun Matahari.
Sumber gambar: http://www.istockphoto.com
*Endang Soegiartini menekuni Astronomi dan tercatat sebagai dosen di FMIPA ITB sejak 1993. Gelar doktor dalam bidang Astronomi diperolehnya dari ITB pada tahun 2012. Sub-bidang Astronomi yang kini digelutinya adalah Tatasurya, terutama dinamika benda-benda kecil di Tatasurya.

Sumber Informasi :
anakbertanya.com

Apa Itu GLobalisasi

Halo, Adik.. Kalau dilihat dari pelajaran bahasa Indonesia, globalisasi merupakan gabungan dari kata ‘global’ yang ditambahkan imbuhan ‘-isasi’ yang artinya proses. Kalau mau disederhanakan, definisinya adalah proses mendunia atau mengglobal. Tapi, Adik ingin tahu arti sosiologis aslinya kan? Karena itu, sekarang kita akan menjawab pertanyaan: apa, mengapa, dan bagaimana terkait dengan globalisasi.
Untuk menjelaskan pertanyaan “apa” itu globalisasi, saya akan meminjam perspektif dari Anthony Giddens, sosiolog asal Inggris yang mengatakan bahwa globalisasi artinya terjadinya sebuah kondisi peningkatan rasa saling ketergantungan antara satu negara dan negara lainnya. Ada semacam kondisi borderless antarnegara, yakni kondisi dimana tidak ada batasan yang menghalangi/mempersulit interaksi di antara dua negara atau lebih.
global1
Lantas, mengapa bisa terjadi globalisasi? Apa pentingnya? Sama halnya seperti manusia yang tidak pernah bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, tanpa bantuan alam. Suatu negara pun sama, tidak bisa merasa paling “hebat” sendiri. Maka, hal paling mendasar yang dibutuhkan adalah interaksi.
Interaksi? Ya, interaksi dalam tiga aspek: politik, ekonomi, dan sosial-budaya. Ketiga aspek tersebut memungkinkan terjadinya percakapan budaya lokal kita dengan dunia yang lebih luas: dari mulai musik, kuliner, agama, sampai ilmu pengetahuan.
Kamu tahu kan serial anime (kartun Jepang), film-film Hollywood, drama Korea, lembaga PBB, UNESCO, UNICEF? Itu budaya luar yang kita kenal. Sama halnya masyarakat Barat tahu “tongsis”, makanan bakso, sate, pakaian Ulos, hingga musik dangdut yang khas Nusantara.
Kok bisa sih, bagaimana caranya? Kondisi borderless yang disebutkan di atas menjadi mungkin karena ada satu kata kunci: teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih dan tinggal “klik!” membuat kita cepat berbaur sebagai warga global. Semua ini baru penjelasan mendasarnya loh. Nanti kalau sempat kita perdalam lagi ya..
internet
Sumber gambar:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Anthony_Giddens
2. http://blog.discoveryeducation.com/
*Muhammad Luthfi Ersa Fadillah adalah sarjana sosiologi lulusan Universitas Negeri Jakarta, yang mendalami Pendidikan Sosiologi. Selain Sosiologi, ia tertarik pada kajian Pendidikan, Filsafat, dan Sejarah. Sambil mengisi waktu luang, ia sering menulis esei sederhana dalam blog penyusundiksi.blogspot.com.

Sumber Informasi :
anakbertanya.com

Siapa yang Pertama Kali Menemukan Listrik di Dunia?

Oleh: Nova Lailatul Rizkiyah* (Mahasiswa S1 FMIPA-ITB)
Adik-adik ingin tahu siapa orang yang pertama kali menemukan listrik di dunia? Yuk kita lihat sejarah kelistrikan terlebih dahulu. Dahulu kala, sekitar 600 tahun Sebelum Masehi, orang Yunani Kuno telah mengenal gejala kelistrikan. Thales sudah mencatat bahwa batu ambar yang digosok dengan bulu hewan memiliki kemampuan menarik benda ringan lainnya seperti bulu burung. Prinsip ini sama seperti ketika Adik menggosok penggaris di rambut, lalu penggaris tersebut bisa menarik kertas-kertas kecil.
penggaris-listrik-statis
penggaris-listrik-statis
Tahun 1600 Masehi, William Gilbert yang merupakan dokter pribadi Ratu Elizabeth dari Inggris menerbitkan buku berjudul De Magnete. Penerbitan De Magnete menempatkan buku tersebut sebagai tonggak awal dibangunnya ilmu kelistrikan modern. Tahun 1600 M juga disebut sebagai tahun “kelahiran ilmu listrik”.
Pada tahun 1732, Stephen Gray dari Inggris memperlihatkan bahwa benda logam dapat menarik benda-benda ringan lewat proses penggosokan asal disekat secara listrik. Hal ini dikarenakan logam yang tidak disekat secara listrik tidak dapat menyimpan zat alir listrik yang ‘dialirkan’ ke dalamnya karena logam merelakan zat alir listrik mengalir melaluinya. Pada saat itu pula, fisikawan sudah berhasil menciptakan alat pembangkit listrik seperti mesin gosok listrik yang mampu menghasilkan listrik dengan kemampuan lebih besar. Perlu dicatat bahwa listrik yang dimaksud di sini adalah benda satu yang dapat menarik benda yang lain.
Saat sudah diketahui logam punya peran sebagai penghantar listrik, lalu fisikawan berupaya untuk menyalurkan listrik yang sudah dibangkitkan dengan mesin gosok listrik tadi ke sistem penampungan listrik. Sistem penampungan terdiri dari alat yang berisi tabung kaca dan botol gelas yang dinding dalam dan luar dibalut dengan lembaran timah. Lembar timah bagian dalam dihubungkan ke mesin gosok listrik lewat sepotong kawat logam. Jika mesin gosok diputar, maka akan mengalir sejumlah listrik ke lembaran timah dan tersimpan di dalamnya. Botol penampung muatan listrik ini disebut Botol Leiden.
Untuk membuktikan bahwa Botol Leiden menyimpan listrik, fisikawan Belanda bernaman Pieter Van Musschenbroek merelakan dirinya sebagai ‘kelinci percobaan’. Ia mendekatkan tangannya ke kawat sambung logam saat pengisian listrik. Yang ia rasakan sungguh mengejutkan! Tangan dan seluruh tubuhnya mengalami kejutan listrik luar biasa yang mungkin kita rasakan ketika menyentuh kabel listrik PLN yang terbuka (tak terselubung).
electricity
electricity
Tahun 1780, Luigi Galvani dari Italia, peneliti anatomi berbagai hewan dengan memanfaatkan peralatan mesin gosok listrik secara tak sengaja mengamati bahwa saraf seekor katak yang baru terbunuh dan tertusuk sepotong kawat logam ternyata ‘berdenyut’ jika didekatkan dengan loncatan bunga api listrik dari mesin gosok listrik. Ia menyimpulkan bahwa gejala kelistrikan ini bersumber dari saraf katak dan logam berperan sebagai konduktor.
Volta mempelajari eksperimen Galvani, lalu ia pun menemukan gejala kelistrikan yang sama dengan mencelupkan sebatang seng dan tembaga ke dalam larutan garam atau asam. Maka, sel listrik cair ini dinamakan sel Volta atau Galvani. Kelebihannya dibanding mesin listrik-gosok adalah bahwa listrik yang dihasilkan bertahan lebih lama. Kelistrikan karena gosokan disebut listrik statis dan kelistrikan hasil sel galvani disebut listrik dinamik/bergerak. Hal ini dikarenakan listrik Galvani dapat mengalir terus menerus dalam kawat logam yang menghubungkan kedua kutubnya sedangkan listrik hasil gosokan hanya berada pada daerah tertentu bahan tak logam. Mengingat aliran listrik sel galvani selalu tetap yaitu kutub positif menuju kutub negatif maka arusnya disebut arus listrik searah. Dalam bahasa inggris disebut Direct Current, biasa disingkat DC.
Michael Faraday membuat percobaan pada tahun 1831 yaitu sebatang magnet yang dimaju-mundurkan di depan penampang kumparan kawat tak berarus listrik ternyata dapat mengimbas arus listrik mengalir pada kumparan kawat tersebut. Pada percobaan Faraday itu arah aliran arusnya bolak-balik. Karenanya, dinamakan arus bolak-balik, dalam bahasa inggris disebut Alternating Current, disingkat AC. Michael Faraday merupakan orang yang berkonstribusi besar terhadap ilmu kelistrikan.
Jadi, adik-adik sekalian, suatu penemuan bisa jadi dipicu oleh penemuan lain (sebelumnya). Maka disini kita tidak bisa memandang hanya Thales atau Faraday saja yang menemukan listrik. Setiap orang bisa berkonstribusi melalui caranya masing-masing menemukan fenomena yang nantinya bisa menjadi dasar ilmu pengetahuan.
Sumber gambar:
*Nova Lailatul Rizkiyah tercatat sebagai mahasiswa S1 FMIPA-ITB, Program Studi Fisika, angkatan 2012. Ia berasal dari Bondowoso, Jawa Timur.
Sumber Informasi :
anakbertanya.com