Jumat, 02 Oktober 2015

Ekologi

BAB I
Pendahuluan
  1. Latar Belakang
            Kita tentu tahu, bahwa ilmu biologi mempelajari banyak hal di muka bumi. Banyak orang yang menganggap bahwa ilmu biologi hanya mempelajari makhluk hidup semata. Padahal, biologi mencakup semua yang ada di muka bumi, bahkan hingga luar angkasa. Khususnya di bumu, biologi mempelajari semua komponen, baik makhluk hidup ataupun benda mati.
                 Makhluk hidup dan benda mati tersebut terdapat di dalam suatu kawasan atau di dalam lingkup yang disebut ekosistem.Di dalam ekosistem ini, terdapat banyak sekali hubungan atau interaksi yang terjadi. Baik makhluk hidup degan makhluk hidup, atau makhluk hidup dengan benda mati.
            Dalam ekosistem, semua komponen saling membutuhkan. Kita ambil contoh, ekosistem sawah. Di mana tikus pasti akan membutuhkan padi untuk makan. Kemudian ular juga membutuhkan tikus sebagai makanan. Lalu burung hantu memakan ular, hingga ular tersebut mati, lalu diuraikan dekomposer. Jika terjadi gangguan,ekosistem bisa tidak seimbang. Hal ini bisa disebabkan faktor alami seperti bencana.
            Selain itu, penyebab terjadinya kerusakan ekosistem adalah akibat tangan manusia yang kejam. Mereka tidak pernah berpikir ketika melakukan perusakan, seperti pembakaran, penebangan dan pembuangan limbah. Mereka tidak tahu dampak negatif bagi kelangsungan suatu ekositem. Bisa saja, jika uah manusia terus merusak lingkungan sekitar, ekosistem akan semakin rusak. Bukan mustahil, biotik penghuni suatu ekosistem bisa musnah dari muka bumi.
            Semua ini, dipelajari oleh salah satu cabang ilmu biologi yaitu ekologi. Ilmu ekologi mempelajari seputar  rumah tangga kehidupan. Dalam makalah ini, akan diberi sedikit penjabaran tentang hal tersebut. Tentang apa itu ekosistem? Atau komponennya. Kemudian bisa disadari bahawa dalam setiap komponen dalam suatu ekosistem saling membutuhkan. Sehing ga manusia bisa lebih menjaga perilakunya untuk menjaga alam dan isinya.

  1. Rumusan Masalah
1.      Apa itu ekologi?
2.      Apa saja, satuan makhluk hidup penyusun ekosistem?
3.      Komponen apa yang menyusun suatu ekosistem?
4.      Bagaimana ketergantungan antar komponen ekosistem?
5.      Apa yang meenyebabkan tidak seimbangnya ekosistem?
  1. Tujuan
1.      Memahami pengertian ekologi.
2.      Mengetahui serta meahami satuan makhluk hidup.
3.      Mengetahui komponen penyusun ekosistem.
4.      Mengetahui dan memahami ketergantungan antar komponen ekosistem.
5.      Mengetahui penyebab tidak seimbangnya ekosistem.

BAB II
Pembahasan
A.    Ekologi

      Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
     Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem  
     Ekosistem  ialah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup (biotic) dan tak hidup (abiotic) disuatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.  
     Di dalam ekositem sendiri, terdiri dari berbagai macam susunan/tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu  individu, populasi dan komunitas. Yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
B.     Satuan-satuan makhluk hidup penyusun ekosistem.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihyL0ZgpGplHTRqY1GuECS-N4B7UkH2STIg_pDTyXqdtnRfYvstsYzfAwXSfuXv5VHWHQDkfCMLydeOHZMUJJouv6UFyzAy2XX7EOdcyhlCGIrj1DlQOb591i6v2qiyA-wYrV2CI0K_vU/s1600/Ekologi+dan+Ekosistem+images.jpg
a.       Individu
        Istilah individu berasal dari bahasa latin,yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang berarti dapat di bagi. Jadi individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya. Individu juga disebut satuan makhluk hidup tunggal. Seperti dalam gambar di atas, seekor  anjing. Atau mungkin, contoh lain; seekor kucing, seekor tikus, seeokor kelinci.          Terkadang, makhluk hidup harus menghadapi permasalahan di dalam hidupnya. Seperti mencari makan, ataupun mempertahankan diri/anaknya dari predator yang kapan saja siap menyerang. Ada tiga  macam bentuk pertahanan makhluk hidup.  Petahanan atau penyesuaian diri itu disebut adaptasi.  Adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah laku.
1.       Adaptasi Morfologi
            Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh luar suatu makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut.
·         Gigi-gigi khusus
             Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
·         Moncong
             Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
·         Paruh
             Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
·         Daun
           Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
·          Akar
           Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
2.      Adaptasi Fisiologi
     Merupakan penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya. Lebih tepatnya, fungsi dalam tubuhnya. Berikut beberapa contoh adaptasi fisiologi.

·         Kelenjar bau
      Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
·         Kantong tinta
           Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
·         Mimikri pada kadal
           Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
·         Hemoglobin Manusia
           Pada orang yang hidup di dataran tinggi, hemoglobinnya lebih tinggi dari pada kadar hemoglobin masyarakt yang hidup di dataran rendah.
3.      Adaptasi Tingkah laku
     Adaptasi makhluk hidup yang diperlihatkan dari tingkah lakunya. Perhatikan beberapa contoh berikut:


·         Pura-pura tidur atau mati
             Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing. Setelah musuh atau predator pergi, tupai Virginia kembali bergerak seperti semula.
·         Migrasi
             Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
b.      Populasi
Merupakan kumpulan individu sejenis yang berada dalam suatu tempat dan waktu yang sama. Contoh di atas, terdapat populasi anjing. Contoh lain misalnya, kumpulan pelajar yang sedang menuntut ilmu bersama  di dalam kelas.
c.       Komunitas
           Sementara yang dimaksud komunitas adalah hubungan timbal balik atau interaksi antara individu dengan individu, individu dengan populasi, atau populasi dengan populasi. Contohnya, populasi anjing dengan  seekor kelinci.

C.     Komponen-komponen ekosistem
      Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di dalam suatu ekosisiem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengauhi antar semua komponen.Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup[biotik] dan komponen tak hidup[abiotik].
1. Komponen Biotic
     Manusia,hewan dsn tumbuhan termasuk komponen biotik yaang terdapat dalamsuatu ekosistem. Komponen biotik di bedakan menjadi 3golongan yaitu ;produsen,konsumen dan dekomposer.
                                           
      a.  Produsen
     Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut organisme autotrof. Sebagai produsen,tumbuhan hijau mnghasilkan  makanan[karbohidrat] melalui proses potosintesis. Makanan di manfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain,yaitu konsumen.
b.  Konsumen
            Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam tubuhnya sehingga disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah di bentuk oleh produsen,atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya.

Berdasarkan jenis makanannya,konsumen di kelompokkan sebagai berikut;
- Pemakan tumbuhan [herbivora],nisalnya kambing,kerbau,kelini dan sapi.
- Pemakan daging[karnivora],misalnya harimau,burung elang,dan serigala,
- Pemakan tmbuhan dan daging[omnivora],misalnya ayam,itik, dan orang hutan.

c. Pengurai
Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem.Jika kelompok ini tidak ada, kita akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh selamanya. Dekomposer berperan sebagai pengurai,yang menguraikan zat-zat organik[dari bangkai] menjadi zat-zat organik penyusunnya.
2. Komponen abiotic
Bagian dari komponen abiotik adalah ;
                                     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUB_0eLQlCHpL7MLauPYXuydsVs0qhnXHXLOpKaLXhYl7Pb87_dx4Uvi1myDYJOZ_Mnx5BrmbDFDJlM036v-zxbr5HRfc0CscJgnwdpzqKdpyTCA8CpSeOx_HD29LMNZYbEi2vtzWq02w/s400/Ekologi+dan+Ekosistem+rantaian_makanan.gif

a. Tanah.
      Tanah  penting bagi kelangsungan suatu ekosistem. Sebagai tempat tumbuh produsen. Berkembangbiak konsumen,termasuk sebagai tempat pengurai. Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,kematangan, dan kemapuan menahan air.


b. Air.
      Bayangkan jika di bumi, tidak ada air. Tentu banyak makhluk hidup atau semuanya mati. Sehingga air sangat dibutuhkan sebagai pelengkap suatu ekosistem. Hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah suhu air,kadar mineral air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.

c. Udara.
      Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen merupakan gas yang paling pentung bagi kehidupan makhluk hidup.

d. Cahaya matahari
      Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun demikian,penyebara cahaya ddi bumi belum merata.Oleh karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.

e. Suhu atau temperature
      Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya. Suhu juga membantu proses penguraian. Menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses kelangsungan hidup komponen biotic.

D.    Ketergantungan Antarkomponen Ekosistem
      Tidak ada makhluk yang bisa hidup sendirian di dunia ini. Bukan hanya manusia, tumbuhan dan hewan pun juga sama. Tidak dapat hidup sendiri. Seperti herbivora, membutuhkan rumput untuk dimakan. Atau benalu, butuh inang untuk tempat hidup.

D.1.  Simbiosis
Hubungan di antara komponen ekosistem. Melibatkan antar individu dengan individu atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.
a.  Mutualisme
          Hubungan simbiotik yang setiap sopesies mendapatkan keuntungan disebut mutualisme. Algae sering terdapat hidup di dalam tubuh organisme heteotropik. Siliata paramecium bursaria mengandung alga hijjau unisel dalam tubuhnya. Algae ini memberi makan pada inangnya, algae dapat keuntungan dengan adanya karbondioksida dan transport oleh inang ke tempat yang banyak cahayanya. Kedua organisme dapat dipelihara secara terpisah pisah tetapi paramecium tersebut harus diberi makanan tambahan. Bila keduanya disatukan paramecium memakan algae dan memasukannya ke dalam valuola. Banyak heterotrof akuatik lain, seperti spons anemon laut, planaria dan kerang tertentu mengandung algae di dalam tubuhnya.
          Hubungan mutualisme antara tumbuhan dan  fungi sangat lazim. Funggi masuk ke dalam tyumbuhan dan hidup di dalam atau diantara sel korteks dari akar sekunder. Asosiasi antara tumbbuhan dan akar disebut mikoriza. Sejumlah percobaan membuktikan bahwa adanya fungi mikoriza sangat meningkatkkan efisiensi penyerapan miineral dari tanah. B eberapa fungi mikoriza juga menghasilkan antibiiotik yang melindungi inang terhadap serangan fungi dan bakteri parasit.
          Keuntungan hubungan fungi mikoriza juga telah dibuktikan. Fungi mendapatkan makanan dari gula yang dipindahkan tumbuhan itu ke akarnya. Sebenarnya fungi mikoriza dapat membuat saluran salurannya untuk makanan diantara spesies tanaman. Tanaman pipa indian yang tidak bewarna jadi heterotropik, mendapat makanan dari fungi mikoriza yang juga terkaiit pada akar tumbuhan autotrofit seperti pinus atau cemara. Karbon radioaktif yang diberikan pada pohon cemara tersebut akhirnya terdapat pada tanaman pipa india, meskipun ini tumbuh agak berjauhan pada rantai hutan.
          Banyak dari jamur yang tumbuh di hutan merupakan tubuh buah spora dan fungi mikoriza. Jamur terufel yang merupakan makanan lezat, sering terdapat di hutan pohon oak karena fungi yang menghasilkan membuat mikoriza pada akar otak.
          Hubungan mutuialisme sering melibatkan adaptasi struktur, fungsi dan bahkan tingkah laku yang rumit pada kedua spesies. Ketiga adaptasi tersebut dapat dilihat di pembahasan sebelumnya.
b.  Komensalisme
        Komensalisme berarti bersama sama pada satu meja. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan hubungan simbiotik, yaitu satu organisme memakan makanan yang tidak dimanfaatkan oleh yang lain. Hubungan antara remora dengan ikan hiu merupaakan contoh yang khas. Sirip dorsal remora berubah menjadi alat pengisap yang dipakai untuk melekatkan diri pada ikan hiu. Ikan hiu tersebut tidak merasa terganggu oleh hal lain dan tidak mencoba memangsa remora. Bila ikan hiu makan, remora itu dapat menangkap sisa sisa makanan ikan hiu tersebut. Ada spesies teritip tertentu yang hanya terdapat sebagai komensal pada rahang ikan paus. Bahkan terdapat pula teritip yang hanya hidup sebagai komersal pada teritip yang terdapat pada rahang paus.
        Banyak bakteri yang hidup dalam usus kita dapat digolongkan sebagai komensal. Merekka memakan zat makanan yang tidak tercernna dan pada umumnya tidak merugikan kita. Dari ppengalaman memelihara hewan laboratorium yang bebas hama dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak beberapa bakteri yang hidup di usus menguntungkan inangnya. Hewan yang bebas hama (umpamanya tikus) dalam beberapa hal merupakan makhluk yang abnormal, dan sekarang merupakan tindakan baku untuk dengan sengaja menginfeksi hewan-hewan tersebut dengan beberapa spesies mikroorganisme agar hewan-hewan itu dapat berkembang dengan normal. Ternyata hubungan mikroorganisme dengan inang mereka itu sedikit banyakbersifat mutualisme.

c.        Parasitisme
          Parasit adalah organisme yang hidup di atas atau di dalam tubuh organisme lain (inang) yang mendapatkan makanan dari jaringnya dan sedikit banyak menyebabkan kerugian. Cacing tambang yang menghisap darah, hubungan itu berlangsung lama dan jelas merupakan parasitisme.Di bumi ini mungkin tidak ada satu organismepun yang tidak dihinggapi parasit.
          Parasit menimbulkan kerusakan pada inang dengan dua cara ialah : dengan memakan jaringannya. Beberapa parasit memakan jaringan dalam jumlah yang tidak membahayakan inang, tetapi dalam proses metabolismenya, mereka melepaskan toksin yang meracuni inang. Walaupun beberapa perkecualian, parasit biasanya tidak mematikan inangnya.      Mematikan inangnya berarti membuang makanan dengan Cuma-Cuma karena itu parasit yang sudah menyesuaikan diri dengan baik hanya akan memakan jaringan inangnya untuk mencukupi kebutuhannya, tanpa membunuh inang tersebut. Arti daripada adptasi timbal balik antara parasit dan inang sering diperagakan dengan baik, bila suatu parasit secara kebetulan masuk ke dalam hewan yang bukan inangnya. Larva cacing pita yang inangnya normalnya adalah vertebrata kecuali manusia, sewaktu waktu secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh manusia hal ini terjadi maka mereka bergerak ke seluruh tubuh dan menyebabkan kerusakan yang luas.
          Parasit seringkali dikatakan telah mengalami degenerasi parasit telah kehilangan struktur demi kesejahteraan, mutlak diperlukan oleh kerabatnya  yang hidup bebas. Lenyapnya struktur dan fungsi yang tidak berguna merupakan ciri khas semua parasit. Virus dapat merupakan contoh degenarasi yang berlebihan. Mereka tidak mempunyai sebagian besar dari sistem enzim yang diperlukan untuk hidup bebas. Sebagian besar virus hanya terdiri atas gen yang cukup untuk memerintahkan sel inang dan suatu kapsin protein yang membantu virus masuk ke dalam inang.


·         Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,  konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu.  Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
contoh 1 :
RANTAI-MAKANAN

KETERANGAN :
1.      Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam bentuk gula, dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan bagian lainnya.
2.      Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan} memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi energi untuk lari, makan, dan bereproduksi.
3.      Ular  sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging} memakan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap hidup.
4.      Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora) memakan ular. Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses kehidupan.
5.      Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan lainnya yang berperan sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.

contoh 2 :
rantai makanan
KETERANGAN :
1.      Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa rumput dimakan belalang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rumput bertindak sebagai produsen.
2.      Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa belalang dimakan katak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belalang sebagai konsumen I (Herbivora).
3.      Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa katak dimakan ular. Sehingga dapat disimpulkan bahwa katak sebagai konsumen II (karnivora).
4.      Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).
5.      Jika ular mati, maka akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer yang mengubah ular yang mati itu menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jamur berperan sebagai dekomposer.

E.     Keseimbangan Ekosistem.
Suatu ekosistem dikatakan seimbang, apabila komponen-komponen di dalamnya seimbang. Ekositem yang seimbang, keberadannya bisa bertahan lama. Suatu ekosistem bisa saja rusak atau bahkan hilang. Ada dua  faktor yang menyebabkannya, faktor alami dan faktor manusia.

F.1. Faktor Alami
a.       Gunung Meletus
     Kita tentu tahu, bahwa negara Indonesia disebut negara cincin berapi. Di mana, banyak gunung berapi yang masih aktif. Tentu saja ini mengancam keberlangsungan suatu ekositem. Bukan hanya mengancam, tetapi juga merusak. Contohnya, seperti meletusnya Gunung Sinabung beberapa waktu lalu. Membuat hutan sekitarnya rusak. Banyak hewan-hewan mati.
b.      Tsunami
     Negara yang terletak di antara lempeng bumi, sering mengalami gempa. Gempa dapat menghasilkan tsunami yang besar. Contohnya, tsunami besar yang melanda Aceh. Bukan hanya hewan ataupun tumbuhan, akan tetapi banyak manusia yang mati karena bencana besar tersebut. Faktor alamiini, lebih banyak disebabkan oleh bencana alam.


F.2. Faktor Manusia
a.                    Penebangan hutan secara liar
     Hutan adalah hamparan lahan yang banyak ditumbuhi pepohonan yang merupakan sumber daya alam hayati tempat hidup bagi hewan dan tumbuhan.manusia sering memanfaatkan sumber daya hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup.mereka menebang pohon untuk mengambilkayunya namun sering kali tidak terkendali . manusia hanya memikirkan semua kebutuhan yang mereka perlukan tanpa memperdulikan alam.


Akibat dari penebangan hutan secara liar:
1.      Tanah menjadi gundul
2.      Tanah menjadi tidak subur dan gersang karena lapisan humus hilang
3.      Mengakibatkan banjir dan tanah longsor
4.      Hewan yang hidup di hutan kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan
5.      Hewan menyerang permukiman penduduk karena kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan hewan mulai mencari tempat baru.

    1. Penggunaan bahan kimia pada bidang pertaniaan
Akibat yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia oleh petani:
1.      Pemakaian pestisida tidak tepat atau berlebihan akan mengakibatkan serangga kebal terhadap pestisida tertentu. Akibatnya, populasi serangga tersebut akan merusak tumbuhan yang sedang di budidayakan manusia
2.      Pemakaian pestisida secara berlebihan juga dapat membasmi hewan lain yang bukan perusak
3.      Bahan kimia dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah
    1. Pembuangan limbah rumah tangga dan limbah industri
Akibat pembuangan limbah kesungai :
1.      Pencemaran air. Sampah mengandung racun dan bibit penyakit sehingga air menjadi tercemar.
2.      Bibit penyakit dan racun dapat meracuni tumbuhan dan hewan yang hidup disungai
3.      Bahan beracun juga dapat meracuni manusia yang menggunakan air sungai tersebut untuk minum,mandi dan mencuci

BAB III
PENUTUP

A.               Kesimpulan
           Di muka bumi, baik di darat atau darat, pasti memliki suatu ekosistem. Setiap ekosistem berbeda-beda. Dan di dalam ekosistm satu dengan yang lain juga dihuni oleh komponen-komponen baik biotik atau abiotik yang berbeda. Setiap komponen saling mengalami ketergantungan. Jika salah satu saja, komponen hilang. Bisa mengganggu kelangsungan suatu ekosistem tersebut. Dan kita, manusia, mempunyai peran besar dalam menjaga keberlangsungan ekosistem di muka bumi agar tetap terjaga hingga anak cucu kita nantinya.
B.     Kritik dan saran
     Penulis snagat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini, masih sangat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karenanya, penulis sangat berharap agar pembaca atau para ahli dalam bidang ini,  memberi kritik dan saran yang bersifat membangun. Demi untuk perbaikan pembuatan makalah-makalah yang akan datang.
     Demikianlah makalah ini dibuat, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Baik bermanfaat untuk saat ini, ataupun nanti. Serta dapat ikut berpartisipasi menjaga bumi nan indah ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar